assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu 😇🙏
ketemu lagi dengan saya pada kesempatan kali ini, sebelumnya kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat allah swt karena hanya atas berkat dan rahmatnyalah kita semua dalam keadaan sehat wal afiat seperti pada pertemuan kali ini, sholawat serta salam kita curahkan kehadirat nabi besar kita nabi muhammad saw.
oke, agar tidak berlama lama lagi langsung saja pada kesempatan kali saya ingin berbagi ilmu serta pengalaman saya kepada anda semua tentang apa itu sihh FUNCTION, apa fungsi dari FUNCTION, apa sih kelebihan FUNCTION dan bagaimana sih cara penerapan FUNCTION.. oleh karena langsung saja kita bahas bersama sama....
Dalam suatu pengaturan
organisasi, biasanya perlu dibentuk semacam bagian-bagian kerja atau divisi yang spesifik kerjanya.
Sebagai contoh misalkan
dalam suatu organisas ada divisi humas yang
tugasnya spesifik mengurusi masalah kehumasan, divisi
HRD yang khusus menangani masalah SDM dan pengembangannya, serta
divisi-divisi yang lain.
Mengapa dalam pengaturan organisasi perlu dibentuk divisi atau suborganisasi yang lebih kecil dalam kinerjanya? Ya… tujuannya adalah
efisiensi kerja. Dalam hal ini seorang ketua
atau manajer pastilah akan repot bila semua kegiatan harus dibebankan kepadanya. Selain
itu apabila dilihat
dari efektifitas, jelas akan efektif
karena dengan dibentuknya suborganisasi maka seorang ketua
organisasi lebih mudah
memberikan komando. Sebagai contoh misalkan ketika sang ketua butuh
informasi tentang kehumasan, maka dia tinggal menyuruh
divisi humas untuk
bekerja dan memberikan informasi. Informasi tersebut nantinya akan
digunakan sang ketua
untuk menentukan kebijakan
organisasi dalam proses selanjutnya.
Nah.. mengadopsi hal di atas, konsep pembentukan suborganisasi ini
juga bisa diterapkan ke dalam suatu script atau program. Dalam hal ini, sebuah
program ibaratnya sebuah organisasi besar. Sedangkan Anda (programmer) sebagai
ketua organisasinya. Dengan dibuatnya suatu
subprogram yang memiliki
tugas atau kerja yang
spesifik maka dapat
membawa ke efisiensi dan efektifitas kerja
dari program atau
scrip tersebut. Sekaligus, Anda pun akan lebih
mudah dalam mengatur
proses programnya.
Perhatikan
contoh script berikut ini yang digunakan untuk menghitung operasi
![]() |
34103
4J
Dalam PHP sebenarnya terdapat
perintah untuk menghitung pangkat bilangan. Namun di sini
diasumsikan kita tidak menggunakan perintah tersebut melainkan harus membuat
program sendiri.
Untuk menghitung n pangkat m, kita bisa menggunakan program berikut
ini
$hasil = 1;
for ($i = 1; $i <= m; $i++)
{
$hasil = $hasil
* n;
}
Konsep program di atas didasarkan pada ide nm = n x n x n x … x n (sejumlah
m kali perkalian)
Nah… bila program
di atas kita
terapkan ke dalam
kasus yang kita
hadapi maka script atau program PHP akan menjadi seperti
ini:
<?php
// menghitung 3 pangkat 4
$hasil_a = 1;
for ($i = 1; $i
<= 4; $i++)
{
$hasil_a =
$hasil_a * 3;
}
// menghitung 10 pangkat 3
$hasil_b = 1;
for ($i = 1; $i
<= 3; $i++)
{
$hasil_b =
$hasil_b * 10;
}
// menghitung 4 pangkat 5
$hasil_c = 1;
for ($i = 1; $i
<= 5; $i++)
{
$hasil_c =
$hasil_c * 4;
}
// hitung hasil terakhir
$hasil
= $hasil_a * $hasil_b / $hasil_c;
echo $hasil;
?>
Wah… ternyata panjang
juga ya. Bila kita perhatikan bahwa dalam script
di atas ada beberapa pekerjaan yang
dilakukan secara berulang-ulang yaitu ‘menghitung pangkat’ Nah… mungkin
untuk keperluan efisiensi
dan efektifitas, bagaimana
seandainya kita buat ‘Divisi Perpangkatan‘ dalam program yang
tugasnya khusus menghitung pangka bilangan ☺
Dengan kehadiran divisi tersebut, kita dapat dengan
cepat menghitung pangkat
bilangan karena urusan memangkatkan bilangan
kita serahkan ke divisi tersebut. Dalam programming, divisi ini kita namakan function
atau subprogram.
OK… sejenak kita tinggalkan kasus di atas. Sekarang kita lanjutkan dahulu tentang
bagaimana membuat function.
Secara umum, bentuk function
adalah seperti di bawah ini function nama_function(parameter)
{
..
..
return
variabel;
}
Keterangan:
Setiap function pasti dan harus memiliki nama function. Nama
function ini nantinya akan dipanggil oleh program utama bila akan digunakan.
Parameter di sini sifatnya optional (boleh ada, boleh tidak).
Parameter ini ibaratnya
input yang akan diolah oleh function.
Sedangkan return variabel merupakan perintah untuk
memberikan hasil setelah dikerjakan oleh function. Dalam hal ini perintah return
variabel ini juga bersifat optional (boleh ada, boleh tidak).
Kapan return variabel ini digunakan? Dan kapan tidak
perlu digunakan? return
variabel ini perlu digunakan bila hasil dari
pengolahan function ini akan digunakan untuk proses yang lain
dalam program. Sedangkan bila hasil dari function
tidak akan digunakan oleh program, maka tidak perlu diberikan perintah ini.
Contoh:
<?php
function
jumlah($a, $b)
{
$c = $a + $b; return $c;
}
echo "Hasil
penjumlahannya = ".jumlah(3, 5);
?>
Script di atas menunjukkan penggunaan function untuk
menjumlahkan dua buah bilangan. Apabila dikembangkan lagi untuk kasus
menghitung (3 + 5) ditambah (7 + 6), maka
scriptnya dapat berbentuk
seperti di bawah ini
<?php
function jumlah($a, $b)
{
$c = $a + $b; return $c;
}
$hasil = jumlah(3, 5) + jumlah(7, 6); echo "Hasil penjumlahannya = ". $hasil;
?>
Atau
<?php
function
jumlah($a, $b)
{
$c = $a + $b; return $c;
}
$hasil =
jumlah(jumlah(3, 5), jumlah(7, 6));
echo "Hasil
penjumlahannya = ". $jumlah;
?>
Sedangkan berikut ini contoh function yang tidak perlu menggunakan
return. Script berikut ini hanya sekedar menampilkan suatu string melalui
sebuah function.
<?php
function
tulis($x)
{
echo "Anda
menampilkan ". $x . "<br>";
}
tulis("Hello
World..");
tulis("Apa
kabar?");
?>
Nah… kembali
lagi ke kasus semula, yaitu mencari hasil dari
![]() |
34103
4J
Maka kita bisa
membuat script yang lebih sederhana menggunakan function
daripada sebelumnya
<?php
function
pangkat($m, $n)
{
$hasil = 1;
for ($i = 1; $i
<= $n; $i++)
{
$hasil = $hasil
* $m;
}
return $hasil;
}
$jwb = pangkat(3, 4) * pangkat(10, 3) / pangkat(4, 5); echo "Hasilnya adalah : ".$jwb;
?>
Anda juga bisa
membuat beberapa function dalam file tersendiri, semacam daftar
function. Selanjutnya setiap kali butuh suatu function dalam daftar
tersebut, meng-include-kan saja nama file nya, lalu panggil nama functionnya.
Trik ini
cukup sering
digunakan oleh para programmer handal dalam membuat aplikasi.
Berikut ini contohnya:
functions.php
<?php
function
jumlah($a, $b)
{
$hasil = $a + $b; return $hasil;
}
function
kurang($a, $b)
{
$hasil = $a - $b; return $hasil;
}
function
kali($a, $b)
{
$hasil = $a * $b; return $hasil;
}
function
bagi($a, $b)
{
$hasil = $a / $b;
return $hasil;
}
?>
jumlah.php
<?php
include
"functions.php";
$bil1 = 103;
$bil2 = 192;
echo "Hasil
".$bil1." + ".$bil2. " = " . jumlah($bil1, $bil2) ;
?>
kurang.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 =
103;
$bil2 =
192;
echo "Hasil ".$bil1." - ".$bil2. " = "
. kurang($bil1, $bil2) ;
?>
kali.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 =
103;
$bil2 =
192;
echo "Hasil ".$bil1." x ".$bil2. " = "
. kali($bil1, $bil2) ;
?>
bagi.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 =
103;
$bil2 =
192;
echo "Hasil ".$bil1." / ".$bil2. " = " . bagi($bil1, $bil2) ;
?>
¢(m, n) =

Tugas Untuk Anda
1.
Di SMA tentu Anda telah mengenal
rumus kombinasi C(m, n) kan? C(m, n) dirumuskan dengan
m!

n! (m — n)!
Simbol ! menunjukkan faktorial.Sebagai contoh, 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x
1 = 120.
Nah.. buatlah script
PHP untuk menghitung nilai C(m, n) dengan m dan n nya
suatu input, dimana m ≥ n.
Dalam hal ini buatlah sebuah function yang khusus untuk
menghitung nilai faktorial suatu bilangan. Selanjutnya gunakanlah function
tersebut untuk menghitung C(m, n).
2.
Buatlah script untuk menghitung jumlah bilangan ganjil
antara 10 dan
123456. Gunakan function untuk
mengecek apakah suatu
bilangan termasuk bilangan ganjil atau tidak.
3.
Buatlah script untuk mencari
selisih jumlah detik
dari dua waktu
yang berbeda. Format input waktu harus
dalam bentuk hh:mm:ss
Contoh:
Waktu 1 = 12:03:10
Waktu 2 = 13:03:20
Selisih kedua waktu adalah 3610 detik.
Petunjuk: Anda dapat gunakan
function explode() untuk memecah waktu ke
dalam satuan jam, menit dan detik untuk
perhitungan.
4.
Misalkan dalam suatu kelas terdapat
5 orang siswa dengan nama dan NIS sebagai berikut
NIS Nama Siswa
A001 Agus
A002 Budi
A003 Amir
A004 Acong
A005 Siti
Buatlah sebuah form untuk memasukkan nilai ujian 1 dan ujian 2
pelajaran Matematika kelima siswa tersebut.
Selanjutnya tampilkan data NIS, Nama Siswa
dan Rata-rata Ujiannya, dan urutkan berdasarkan Rata-rata Ujiannya mulai
dar yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
Contoh
Tampilan Form Input Nilai
NIS
|
Nama
Siswa
|
Nilai
Ujian 1
|
Nilai
Ujian 2
|
||||
A001
|
Agus
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
A002
|
Budi
|
![]() |
![]() |
||||
A003
|
Amir
|
![]() |
![]() |
||||
A004
|
Acong
|
|
|
|
|
|
|
A005
|
Siti
|
![]() |
![]() |


Petunjuk:
Data NIS dan Nama Siswa
disimpan dalam array,
begitu pula dengan
nilai rata- ratanya. Selanjutnya sort berdasarkan nilai rata-rata (gunakan
array_multisort()) lalu tampilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar